Prajurit Yonif 500/Sikatan Jadi Guru di Intan Jaya

    Prajurit Yonif 500/Sikatan Jadi Guru di Intan Jaya

    INTAN JAYA - Di tengah bentangan alam Intan Jaya yang membentang luas, sebuah kisah inspiratif terukir dari prajurit Yonif 500/Sikatan. Melalui program inovatif bernama SAGU (Sikatan Ajak Generasi Maju), mereka tak hanya menjaga kedaulatan negeri, tetapi juga menyemai benih masa depan melalui pendidikan bagi anak-anak di TK Silatuga. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, (26/112025), sebuah momen yang menandai langkah nyata untuk menjembatani jurang keterbatasan akses pendidikan di wilayah perbatasan RI–Papua Nugini.

    Sebanyak 12 personel dari Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan, di bawah komando Kapten Inf. M. Diyan Saputro, dengan penuh dedikasi turun langsung memberikan sentuhan ilmu pengetahuan. Mereka mengubah ruang kelas sederhana berdinding papan di TK Silatuga, Kampung Silatuga, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, menjadi pusat pembelajaran yang hangat. Di sana, anak-anak dengan antusias mengikuti pelajaran membaca, menulis, dan menggambar, dibimbing oleh para tentara berseragam loreng yang kini memegang erat kapur dan buku gambar, menggantikan tugas menjaga perbatasan sementara waktu.

    Kapten Inf. M. Diyan Saputro, yang juga menjabat sebagai Komandan Tenaga Kesehatan dan Koordinator Program SAGU di Silatuga, menekankan bahwa inisiatif ini lahir dari kepedulian mendalam. Ia melihat langsung bagaimana anak-anak di Silatuga masih kesulitan mendapatkan akses pendidikan usia dini.

    "Kami melihat masih banyak anak di Silatuga yang belum mendapat akses pendidikan usia dini. Kami tidak ingin mereka berhenti bermimpi hanya karena sekolah terasa jauh. Jadi kamilah yang datang, membuka ruang belajar di sini, agar masa depan mereka tetap dekat, " ungkap Diyan dengan tulus.

    Lebih lanjut, Diyan menegaskan bahwa program ini murni digagas atas dasar kemanusiaan, berfokus pada pendidikan dan penanaman harapan.

    "Anak-anak ini harus tumbuh dengan harapan, bukan kebisingan isu. Kami hanya memastikan mereka belajar dan merasa dilindungi untuk jadi generasi maju, " tambahnya, menyiratkan komitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan positif.

    Kepala Kampung Silatuga, Bapak Pigayap Maga, turut menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas inisiatif luar biasa ini. Ia mengakui betapa beratnya tantangan pendidikan di wilayahnya, tidak hanya dari segi ketersediaan buku, tetapi juga jarak dan medan yang sulit.

    "Di Silatuga, bukan hanya buku yang sulit, tapi jarak dan medan juga jadi guru paling berat. Saat TNI pegang buku dan ajar anak-anak kami, itu bukan sekadar mengajar. Itu pesan bahwa generasi kami tidak sendiri, " ujar Pigayap dengan nada haru.

    Dukungan serupa datang dari Suster Agathina, seorang pendamping PAUD Titigi–Silatuga yang selama ini berjuang secara swadaya untuk pendidikan anak-anak pedalaman. Ia merasakan dampak langsung kehadiran prajurit sebagai pengajar.

    "Tenaga pengajar kami sangat terbatas. Kehadiran satgas membuat proses belajar lebih terstruktur. Anak-anak juga makin percaya diri, mereka belajar tanpa rasa takut. Itu yang terpenting, " jelasnya.

    Mama Lince Tabuni, salah satu orang tua murid, tak kuasa menahan kebahagiaannya melihat perubahan pada anaknya. Program belajar gratis ini memberikan dampak nyata pada tumbuh kembang buah hatinya.

    "Anak saya yang dulu malu memegang pensil, sekarang pulang bisa tunjukkan huruf ‘A’ dan gambar rumah. Mereka ajari dengan sabar. Itu buat kami terharu, " ungkapnya dengan senyum lebar.

    Program SAGU ini tidak hanya melibatkan prajurit, tetapi juga mendapat dukungan penuh dari orang tua, pendamping PAUD, dan aparat kampung. Keberhasilan program ini menjadi bukti nyata bahwa semangat menjaga kedaulatan negeri dapat menyentuh aspek fundamental kehidupan, yaitu pendidikan, menciptakan generasi penerus yang lebih cerdas dan berdaya di ujung timur Indonesia.

    (Wartamiliter)

    sagupapua sikatanmengajar tniuntukpendidikan gurupedalaman generasimajusilatuga batasnegarabukanbatasmimpi
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Dapur Satgas 113/JS Hangatkan Pogapa Lewat...

    Artikel Berikutnya

    Dari Miras hingga Kendaraan Bodong, Imbauan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Jelang Natal 2025, TNI–Jemaat GKII Antiokhia Yokatapa Satukan Doa, Kokohkan Damai di Intan Jaya
    ROSITA di Intan Jaya: TNI Borong Hasil Tani Mama Papua, Nyalakan Mesin Ekonomi di Pegunungan
    Di Bawah Cahaya Iman Tumbupur, Satgas 408/Sbh Rajut Damai lewat Ibadah dan Layanan Kesehatan
    Semangat Merah Putih Berkibar di Honai Jelang Natal Papua
    Doa Bersama di Goa Balim: Loreng dan Iman Tanda Damai Pedalaman Papua

    Ikuti Kami