TNI dan Gereja Hidupkan Lagi Sekolah di Kuyawage Pasca 2 Tahun Vakum

    TNI dan Gereja Hidupkan Lagi Sekolah di Kuyawage Pasca 2 Tahun Vakum

    LANNY JAYA - Dua tahun tanpa suara riuh di kelas, kini anak-anak Kampung Luarem di Distrik Kuyawage, Lanny Jaya, kembali merasakan hangatnya bangku pendidikan. Sejak 2023, denyut aktivitas belajar terhenti akibat keterbatasan fasilitas dan situasi keamanan yang tak kondusif. Namun, asa itu kembali menyala pada Jumat, (28/11/2025), berkat sinergi tak terduga antara Satgas Yonif 408/Sbh Pos Kotis Kuyawage dan Gereja Baptis Karupura. 'Kelas Darurat' pun dibuka, menghidupkan kembali semangat belajar di bangunan gereja setempat.

    Puluhan bocah yang sebelumnya hanya bisa belajar seadanya di rumah, kini kembali memegang buku dan pensil dengan semangat baru. Para prajurit satgas tak sungkan turun tangan, bergantian menjadi pendidik bagi generasi penerus bangsa ini. Mereka didampingi langsung oleh Pendeta Ones Tabuni, seorang tokoh agama sekaligus pendidik informal yang sangat peduli pada nasib anak-anak di kampung tersebut.

    "Kami tidak bisa menunggu sekolah ideal berdiri. Kalau fasilitas belum ada, kelas harus tetap ada dulu. Anak-anak kehilangan ritme, bukan semangatnya, " tegas Danpos Kotis Kuyawage, Kapten Inf Soleh Arifin, usai kegiatan belajar yang penuh makna itu. Ia menambahkan bahwa kelas darurat ini sejatinya adalah jembatan, sebuah upaya untuk mengisi kekosongan pendidikan selagi menunggu dukungan permanen dari pemerintah daerah.

    Lebih dari sekadar membaca, menulis, dan berhitung, para pengajar juga menanamkan nilai-nilai penting seperti disiplin waktu, kebersihan dasar, dan baris-berbaris. Bagi banyak anak, ini adalah pengalaman baru yang mengembalikan rutinitas pagi yang hilang.

    "Baris-berbaris itu mungkin simpel, tapi di sini jadi simbol bahwa mereka kembali punya pagi, kembali punya arah, kembali punya jadwal untuk masa depan, " tutur Serda Rahmat, salah seorang prajurit yang berdedikasi menjadi pengajar.

    Pendeta Ones Tabuni tak bisa menyembunyikan rasa harunya melihat perubahan yang terjadi. Ia merasakan dampak psikologis yang luar biasa dari kehadiran TNI di tengah anak didiknya.

    "Dua tahun anak-anak kami tidak sekolah. Hari ini mereka bukan hanya belajar, tapi kembali berani bicara, kembali berani bercita-cita, " ungkap Ones dengan mata berkaca-kaca di teras gereja yang kini menjadi saksi bisu kebangkitan pendidikan.

    Bagi Pendeta Ones, momentum ini adalah jawaban atas doa dan kekhawatiran panjang para orang tua di kampung tersebut.

    "Kami melihat perubahan besar—anak-anak kembali ceria dan bermimpi. Terima kasih kepada Satgas yang memberi hati dan tenaga bagi masa depan mereka. Tuhan memberkati setiap langkah pengabdian ini, " serunya dengan tulus.

    Satgas Yonif 408/Sbh berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan positif ini secara rutin, tiga kali seminggu. Persiapan sudut baca di dalam pos juga sedang digalakkan sebagai ruang literasi tambahan yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak maupun orang tua.

    Bagi warga Kuyawage, 'Kelas Darurat' yang digelar di bangunan gereja berlantai papan sederhana ini bukanlah tanda kekurangan, melainkan sebuah pintu kesempatan kedua yang terbuka lebar bagi masa depan generasi muda mereka.

    (Wartamiliter)

    kuyawagebangkitbelajar kelasdarurattni pendidikanpapua tniuntuknegeri generasimudapapua harapanpendidikan
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Prajurit 408/Sbh Hadir di Nenggeagin: Duka...

    Artikel Berikutnya

    Jelang 1 Desember, TNI Kedepankan Pendekatan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Jelang Natal 2025, TNI–Jemaat GKII Antiokhia Yokatapa Satukan Doa, Kokohkan Damai di Intan Jaya
    ROSITA di Intan Jaya: TNI Borong Hasil Tani Mama Papua, Nyalakan Mesin Ekonomi di Pegunungan
    Di Bawah Cahaya Iman Tumbupur, Satgas 408/Sbh Rajut Damai lewat Ibadah dan Layanan Kesehatan
    Semangat Merah Putih Berkibar di Honai Jelang Natal Papua
    Doa Bersama di Goa Balim: Loreng dan Iman Tanda Damai Pedalaman Papua

    Ikuti Kami