INTAN JAYA - Udara pagi di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, terasa lebih hangat pada Rabu (26/11/2025). Personel Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 712/Wiratama (WT) hadir membawa semangat baru melalui program MADU “Wiratama Peduli”. Kali ini, Gereja Katolik Jalai, yang menjadi denyut nadi spiritual masyarakat setempat, menjadi saksi bisu aksi gotong royong yang melibatkan prajurit TNI dan warga lokal.
Puluhan anggota Satgas bergotong royong mengecat ulang dinding gereja yang memudar, membersihkan halaman, serta merapikan area ibadah. Suara tawa riang anak-anak dan percakapan hangat warga mengisi suasana, menggantikan rutinitas truk logistik yang biasanya identik dengan patroli keamanan.
“Kami berterima kasih. Gereja ini bukan hanya bangunan, ini rumah doa kami. Dindingnya boleh dicat ulang, tapi yang kami rasakan adalah harapan kami juga diperbarui. Warga Jalai selalu mendoakan TNI, semoga selalu diberkati, ” ujar Kepala Kampung Jalai, Thomas Jupagau, dengan penuh emosi. Ia menambahkan bahwa kehadiran TNI kali ini begitu berbeda, bukan bersenjata, melainkan berpeluh bersama membangun kampungnya.
Tokoh agama setempat, Stefanus Ulau, turut merasakan dampak positif perbaikan fisik gereja terhadap moril jemaat. “Tempat kami menyembah kini lebih indah dan bersih. Ini bukan cat biasa, ini cat kebersamaan. Kami merasa dihargai di tanah sendiri, ” tuturnya bangga.
Di waktu yang bersamaan, tim kesehatan Satgas Yonif 712/WT tak kalah sigap membuka layanan kesehatan jemput bola. Di bawah payung program MADU, tim medis memeriksa kondisi warga, membagikan vitamin, serta memberikan konsultasi kesehatan dan edukasi gizi. Antrean warga yang datang disambut senyum hangat, beberapa bahkan tak kuasa menahan haru.
Komandan Titik Kumpul (TK) Jalai, Kapten Inf Abel, menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud pendekatan baru TNI di wilayah penugasan, memadukan tugas pengamanan dengan misi kemanusiaan. “Tugas kami tetap pengamanan, tapi kedamaian juga kami bangun melalui aksi nyata. Pengecatan gereja ini untuk kenyamanan ibadah, dan layanan kesehatan untuk memastikan kesejahteraan warga. Ketika rakyat sehat dan beribadah nyaman, itu juga benteng keamanan paling kuat, ” tegas Kapten Abel.
Kapten Abel menambahkan bahwa menjaga hubungan baik dengan gereja dan pemuda menjadi prioritas teritorial Satgas. “Kami tidak ingin jadi tamu. Kami ingin jadi tetangga. Gereja Jalai adalah mitra kami untuk menjaga damai. Sinergi ini akan terus berjalan, bukan hanya seremonial, ” ujarnya mantap.
Fenomena di Kampung Jalai ini menyorot kedekatan tulus antara aparat dan rakyat di daerah terpencil. Bagi warga Jalai, program MADU “Wiratama Peduli” bukan sekadar bantuan, melainkan penanda bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi tantangan di wilayah rawan konflik.

Updates.