Loreng dan Rakyat Satu Meja: Satgas Yonif 10 Marinir/SBY Bangun Keakraban Lewat Makan Bersama di Kampung Ayata

    Loreng dan Rakyat Satu Meja: Satgas Yonif 10 Marinir/SBY Bangun Keakraban Lewat Makan Bersama di Kampung Ayata

    PAPUA BARAT DAYA - Di tengah hijaunya pegunungan dan sejuknya udara perbatasan, aroma masakan bergizi mengalun dari dapur lapangan milik Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 10 Marinir/SBY. Suasana hangat dan penuh tawa mewarnai Kampung Ayata, Distrik Aifat Timur, Papua Barat Daya, ketika para prajurit TNI menggelar kegiatan makan bersama masyarakat, Minggu (2/11/2025).

    Kegiatan ini bukan sekadar santap siang, melainkan wujud nyata kehadiran prajurit TNI yang tak hanya menjaga batas negara, tetapi juga menebar kasih dan kebersamaan di jantung kehidupan rakyat perbatasan.

    Sejak pagi, warga Kampung Ayata dari anak-anak hingga orang tua berbondong-bondong datang ke lokasi acara. Mereka membantu menata tempat duduk, menyiapkan daun pisang sebagai alas makan, dan tertawa bersama para prajurit berseragam loreng.

    Hidangan sederhana nan bergizi tersaji hangat. Nasi, lauk pauk, sayur, dan sambal disajikan bersama, tanpa sekat antara prajurit dan rakyat. Suasana penuh kekeluargaan membuat jarak antara aparat dan masyarakat seolah lenyap di tengah aroma nasi hangat dan tawa anak-anak.

    Komandan Satgas Yonif 10 Marinir/SBY, Letkol Marinir Aris Moko, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya TNI untuk merawat kedekatan dan kepercayaan rakyat terhadap pasukan yang bertugas di wilayah perbatasan.

    “Kami ingin menunjukkan bahwa prajurit TNI hadir bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga membawa kebahagiaan dan semangat bagi masyarakat, ” ujar Letkol Marinir Aris Moko.

    “Makan bersama seperti ini menjadi simbol persaudaraan kami. Saat duduk satu meja, kami bukan lagi aparat dan warga kami adalah keluarga besar Indonesia di tanah perbatasan.”

    Kegiatan ini mendapat sambutan penuh sukacita dari warga Kampung Ayata. Suasana keakraban tampak saat prajurit berbagi sendok dengan anak-anak yang tertawa lepas, sementara para mama kampung menyiapkan air minum dan membantu menata hidangan.

    Salah satu warga, Mama Maria (45), tak dapat menyembunyikan rasa harunya.

    “Kami senang sekali bisa makan bersama begini. Anak-anak bahagia, kami bisa kumpul ramai-ramai. Terima kasih Bapak-bapak Marinir, kalian selalu dekat dengan kami, ” tutur Mama Maria dengan mata berkaca-kaca.

    “Dulu kami hanya dengar TNI menjaga perbatasan. Sekarang kami lihat sendiri, mereka juga menjaga hati rakyat.”

    Momen sederhana di Kampung Ayata itu menjadi potret nyata “TNI Manunggal dengan Rakyat”. Di tengah tantangan wilayah terpencil dan akses sulit, prajurit Marinir terus membangun keakraban dengan cara paling tulus berbagi nasi, senyum, dan cerita.

    Dari batas negeri yang jauh di ujung barat daya Papua, pesan damai dan persaudaraan itu menggema: bahwa TNI dan rakyat adalah satu tubuh, satu semangat, dan satu tekad menjaga Tanah Air dengan cinta.

    (Lettu Mar Maya/AG)

    tnimanunggalrakyat marinirpeduli satgasyonif10marinir koarmadaiii papuabaratdaya tniuntukrakyat semangatnusantara kebersamaantanpabatas
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Cinta dari Laut untuk Pegunungan: Marinir...

    Artikel Berikutnya

    Ibadah Jadi Jembatan Hati: Satgas Yonif...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Jelang Natal 2025, TNI–Jemaat GKII Antiokhia Yokatapa Satukan Doa, Kokohkan Damai di Intan Jaya
    ROSITA di Intan Jaya: TNI Borong Hasil Tani Mama Papua, Nyalakan Mesin Ekonomi di Pegunungan
    Di Bawah Cahaya Iman Tumbupur, Satgas 408/Sbh Rajut Damai lewat Ibadah dan Layanan Kesehatan
    Semangat Merah Putih Berkibar di Honai Jelang Natal Papua
    Doa Bersama di Goa Balim: Loreng dan Iman Tanda Damai Pedalaman Papua

    Ikuti Kami