Prajurit Banau Jemput Bola Kesehatan di Pedalaman Papua

    Prajurit Banau Jemput Bola Kesehatan di Pedalaman Papua

    PUNCAK - Di tengah bentangan alam Papua yang megah namun penuh tantangan, prajurit Satgas Pamtas RI–PNG Yonif 732/Banau membuktikan bahwa kehadiran negara dapat dirasakan hingga ke pelosok terpencil. Program layanan kesehatan door to door yang digagas oleh Pos Wangbe, Sabtu (15/11/2025), bukan sekadar kunjungan medis biasa, melainkan sebuah jembatan harapan bagi warga Kampung Wangbe, Kabupaten Puncak.

    Dipimpin oleh Pratu Yosep, tim medis Satgas Banau rela menempuh medan berat, menyusuri setiap jengkal tanah berbatu dan lorong kampung. Di setiap honai yang mereka sambangi, senyum ramah dan perhatian tulus menjadi pembuka interaksi. Warga tak hanya mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis dan obat-obatan, tetapi juga edukasi penting mengenai perawatan kesehatan dasar. Sebuah sentuhan kemanusiaan yang mendalam, menyibak kabut keterbatasan akses.

    “Kami yang datang ke mereka, bukan mereka yang menunggu, ” tegas Komandan Pos Wangbe, Kapten Inf Gery. Ia menjelaskan bahwa inisiatif ini lahir dari kesadaran akan sulitnya akses kesehatan bagi masyarakat perbatasan. Ribuan kilometer seringkali harus ditempuh demi layanan medis dasar. Pendekatan jemput bola ini, menurutnya, sangat efektif untuk mendeteksi dini potensi masalah kesehatan sekaligus mempererat tali silaturahmi antara TNI dan masyarakat.

    “Program door to door bukan hanya tentang pelayanan medis, melainkan juga tentang silaturahmi. Kami ingin masyarakat merasakan kehadiran negara di setiap sudut kehidupan mereka, ” tambah Kapten Gery, menyoroti makna lebih luas dari setiap kunjungan.

    Bagi warga seperti Bapak Korneles, kedatangan prajurit TNI membawa obat dan pemeriksaan langsung ke rumah adalah sebuah anugerah yang tak ternilai. Dengan suara bergetar penuh haru, ia mengungkapkan rasa syukurnya. “Kami sangat senang dan berterima kasih. Bapak-bapak TNI datang periksa kami sampai ke rumah, kasih obat pula. Selama ini kalau mau periksa harus jalan jauh dan sulit, ” ujarnya.

    Ia tak lupa menyematkan harapan agar kegiatan mulia ini terus berlanjut. “Semoga kegiatan seperti ini terus dilanjutkan. Kami di sini sangat membutuhkan, ” pungkasnya, menyiratkan betapa pentingnya kehadiran mereka.

    Aksi kemanusiaan ini selaras dengan arahan Panglima Komando Gabungan (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menekankan pentingnya pendekatan humanis. “Saya bangga dengan prajurit Banau. Di wilayah operasi, kekuatan utama kita bukan hanya senjata atau peralatan, tapi ketulusan hati melayani masyarakat, ” ujar Mayjen Lucky.

    Ia memandang setiap kunjungan kesehatan sebagai bukti nyata kehadiran negara. “Setiap sentuhan medis adalah bukti Negara hadir. Ini misi kemanusiaan, di mana prajurit menjadi jembatan harapan bagi warga terpencil. Di setiap senyum warga, ada kemenangan sejati bangsa, ” tegasnya.

    Lebih dari sekadar pengobatan, inisiatif Satgas Yonif 732/Banau ini menegaskan peran prajurit TNI sebagai sahabat masyarakat. Mereka tak hanya menjaga perbatasan, tetapi juga membawa kehangatan dan kepedulian ke titik-titik terjauh dari jangkauan layanan publik. Ini adalah cerminan nyata bahwa negara hadir merawat kehidupan warganya, memperkokoh persatuan di tanah Papua.

    (jurnalis)

    satgas732banau tnihadirirakyat doortodoorkesehatan papuatersentuh koopshabema baktitni
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Senyum Ceria Anak Nduga: Prajurit Masariku...

    Artikel Berikutnya

    Honai Terang di Puncak Papua: Prajurit TNI...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Jelang Natal 2025, TNI–Jemaat GKII Antiokhia Yokatapa Satukan Doa, Kokohkan Damai di Intan Jaya
    ROSITA di Intan Jaya: TNI Borong Hasil Tani Mama Papua, Nyalakan Mesin Ekonomi di Pegunungan
    Di Bawah Cahaya Iman Tumbupur, Satgas 408/Sbh Rajut Damai lewat Ibadah dan Layanan Kesehatan
    Semangat Merah Putih Berkibar di Honai Jelang Natal Papua
    Doa Bersama di Goa Balim: Loreng dan Iman Tanda Damai Pedalaman Papua

    Ikuti Kami