Doa Bersama di Perbatasan Papua: TNI, Polri, dan Warga Bersatu di Bukit Sion

    Doa Bersama di Perbatasan Papua: TNI, Polri, dan Warga Bersatu di Bukit Sion

    PUNCAK - Di tengah keheningan perbukitan Papua Pegunungan, tepatnya di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak sebuah pemandangan luar biasa tersaji di Gereja GKI Bukit Sion pada Minggu, (30/11/2025). Suasana khidmat menyelimuti aula gereja ketika prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), aparat keamanan dari berbagai kesatuan, dan warga setempat duduk berdampingan, menyatukan hati dalam doa bersama. Momen ini menjadi bukti nyata sinergi dan keharmonisan yang dibangun di wilayah yang kerap diidentikkan dengan tantangan operasi.

    Kegiatan ibadah bersama ini digagas oleh Pos Sinak Kotis Satgas Pamtas Mobile Yonif 142/Ksatria Jaya. Lebih dari sekadar agenda rohani, inisiatif ini merupakan upaya strategis dalam pembinaan teritorial sekaligus penguatan ikatan sosial antara aparat negara dan masyarakat di garis depan penugasan. Sejak pagi, jemaat gereja, personel TNI, serta anggota kepolisian dan satuan keamanan wilayah telah memenuhi gereja, menciptakan formasi kebersamaan sipil-militer yang hangat dan cair.

    Alunan pujian mengalun merdu, menggema dalam Bahasa Indonesia maupun dialek lokal, diiringi petikan gitar akustik dari pemuda gereja. Di dalam ruang ibadah, tak ada lagi sekat protokoler militer. Yang terlihat hanyalah semangat persatuan dan kerukunan.

    Pendeta GKI Bukit Sion, Pdt. Yulianus Magai (46), mengungkapkan rasa harunya melihat momen tersebut. Ia melihat kehadiran aparat sebagai wujud nyata dari terang Injil yang membawa kepedulian.

    “Jika Injil membawa terang, hari ini kami melihat terang itu juga datang dalam wujud kepedulian, bahwa aparat dan prajurit mau merendahkan hati, duduk bersama jemaat. Doa kami: Sinak aman, anak-anak punya masa depan, dan tanah ini tetap jadi rumah damai bagi semua, ” ujar Pdt. Yulianus.

    Dansatgas Yonif 142/Ksatria Jaya, Letkol Inf. Dicky Sakti Maulana, menekankan bahwa stabilitas di Papua tidak hanya dapat dicapai melalui patroli. Ia melihat kegiatan ini sebagai instrumen penting dalam membangun kepercayaan sosial.

    “Stabilitas di Papua tidak cukup dijaga dengan patroli. Hubungan akan kuat ketika prajurit hadir di ritme kehidupan warga. Kami ingin damai itu dirasakan, bukan hanya dikawal. Doa dan keamanan adalah kerja kolektif, bukan sektoral, ” tegas Letkol Dicky seusai ibadah.

    Kepala Suku Holomama–Sinak, Bapak Undius Kogoya (52), menyambut baik inisiatif ini. Ia merasa kegiatan seperti ini menumbuhkan rasa setara dan saling percaya di antara warga dan aparat.

    “Kami lihat mereka datang tidak untuk di atas, tapi di samping kami. Itu cara yang kami hormati. Kalau hati aparat baik, kami pun akan jaga mereka, jaga kampung, dan jaga Natal kami, jangan sampai ada yang ganggu, ” ungkap Undius dengan penuh keyakinan.

    Bagi Mama Gereja GKI Bukit Sion, Ibu Milika Tebai (43), kehadiran aparat dalam kegiatan keagamaan terasa sangat personal, mengingat keterbatasan akses yang mereka hadapi sehari-hari.

    “Kami di sini terbatas, tapi kami mau hidup normal: sekolah, kebun, dan ibadah aman. Kalau bapak tentara ikut doa bersama, kami rasa Natal nanti makin tenang. Kami hanya mau jangan ada kekerasan, jangan ada suara tembakan, hanya suara kidung seperti hari ini, ” tuturnya penuh harap.

    Di sisi keamanan, Perwira Penghubung Apkam, IPDA Robertus Analisis (38), menyoroti pentingnya interaksi lintas institusi ini dalam memperkuat koordinasi keamanan, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    “Doa tanpa koordinasi keamanan juga rentan. Hari ini kami bangun keduanya: ibadah dan sinergi lintas aparat. Kami sedang memetakan titik potensi gangguan Nataru di Homeyo–Sinak, dan membangun komunikasi dengan tokoh gereja serta adat sebagai sistem deteksi dini, ” jelasnya.

    Kegiatan ibadah bersama di GKI Bukit Sion ini menjadi penanda simbolik menyambut Bulan Natal. Ini adalah upaya nyata dalam membangun ketahanan sosial, keamanan, dan rasa saling percaya di pegunungan Sinak, melalui langkah-langkah personal: berdoa, bertemu, dan menyatu.

    (Wartamiliter)

    sahabatbanau yonif142ksatriajaya gki­bukitsion sinakdamainatal tni­polribersatu natalpapua
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Momentum Syukuran HUT ke-21 Yonif 756/WMS...

    Artikel Berikutnya

    Satgas Ksatria Jaya Bangun Kepercayaan Lewat...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Jelang Natal 2025, TNI–Jemaat GKII Antiokhia Yokatapa Satukan Doa, Kokohkan Damai di Intan Jaya
    ROSITA di Intan Jaya: TNI Borong Hasil Tani Mama Papua, Nyalakan Mesin Ekonomi di Pegunungan
    Di Bawah Cahaya Iman Tumbupur, Satgas 408/Sbh Rajut Damai lewat Ibadah dan Layanan Kesehatan
    Semangat Merah Putih Berkibar di Honai Jelang Natal Papua
    Doa Bersama di Goa Balim: Loreng dan Iman Tanda Damai Pedalaman Papua

    Ikuti Kami