Safari Honai: TNI Dekap Hati Warga Pedalaman Puncak Papua

    Safari Honai: TNI Dekap Hati Warga Pedalaman Puncak Papua

    PUNCAK - Di tengah keheningan pagi yang diselimuti kabut tipis di Puncak, Papua Pegunungan, bendera Merah Putih tak sekadar berkibar, melainkan merasuk ke dalam relung hati masyarakat. Senin (1/12/2025), sebuah honai di Kampung Pintu Jawa, Distrik Sinak, tak hanya menjadi rumah tradisional, tetapi juga saksi bisu pertemuan hangat antara 10 prajurit Satgas Pamtas Kewilayahan Yonif 142/Ksatria Jaya (KJ) dengan warga setempat melalui program Safari Honai.

    Program ini bukan sekadar kunjungan, melainkan sebuah upaya tulus untuk merajut benang persaudaraan, memahami denyut nadi kehidupan warga pedalaman yang kerap terkendala akses, serta menyalurkan bantuan logistik esensial yang sangat berarti.

    Wakil Komandan Satgas, Mayor Inf Darwis M.T. Siburian, memimpin langsung kegiatan yang menekankan pendekatan kepercayaan dan kehadiran nyata ini. Ia menegaskan visi mereka di tanah Papua.

    “Kami tidak ingin hadir di Papua hanya terlihat dari kejauhan. Kami ingin duduk di dalam honai, mendengar langsung cerita warga, dan menjawab kesulitan mereka dengan perbuatan, bukan kata-kata. Tugas kami mengamankan wilayah, tapi hubungan kami mengamankan hati, ” ujar Mayor Darwis.

    Keberadaan TNI yang merakyat ini pun mendapat apresiasi mendalam dari tokoh agama dan adat setempat. Pdt. Obed Murib (46), Pendeta GKII Antiokhia Sinak, turut mendampingi dialog yang berlangsung penuh kehangatan.

    “Damai di gunung bukan hanya soal bunyi senapan berhenti, tapi rasa curiga yang ikut berhenti. Ketika TNI datang, masuk ke rumah kami, dan hormat kepada budaya kami, di situ damai mulai bisa dirasakan, ” kata Pdt. Obed.

    Sorak kelegaan dan syukur terdengar dari Mama Wenni Waker (55), seorang pedagang hasil kebun yang menerima bantuan kebutuhan pokok dan modal usaha. Baginya, ini adalah suntikan moral sekaligus ekonomi yang tak ternilai.

    “Dulu kami dengar tentara hanya jaga jalan. Sekarang mereka jaga orang. Mereka tanya kami butuh apa, lalu beli sayur kami, kasih beras, gula, dan bantu modal jual lagi. Itu bikin kami percaya diri untuk terus kerja, ” tuturnya, matanya berkaca-kaca haru.

    Dr. Marthinus Kelnea, seorang pakar antropologi wilayah pegunungan Papua dari Balai Arkeologi Papua Pegunungan, melihat Safari Honai sebagai metode intervensi sosial yang sangat relevan di kawasan dengan akar adat yang kuat.

    “Honai bukan sekadar rumah, tapi forum sosial. Siapa pun yang diterima masuk ke dalamnya, otomatis masuk ke lingkar kepercayaan komunitas. Di pedalaman Puncak, penerimaan sosial jauh lebih menentukan stabilitas ketimbang sekadar penguasaan teritorial, ” ungkap Dr. Marthinus.

    Langkah-langkah prajurit yang menuruni lereng gunung, menyapa anak-anak ceria, berdialog akrab dengan para orang tua, hingga tawar-menawar hasil bumi di depan honai, menjadi gambaran nyata bahwa keamanan dan kesejahteraan kini berjalan beriringan, bagaikan dua kaki yang kokoh menopang langkah TNI di tanah Papua.

    (Wartamiliter)

    safari honai tni satgas 142 kj puncak papua papua pegunungan bakti teritorial kemanusiaan
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Yonif 756/WMS Sigap Bantu Padamkan Kebakaran...

    Artikel Berikutnya

    TNI di Papua: Garda Konstitusi Lindungi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Natal di Mumugu: Satgas 733/Masariku Beri Gizi, Tumbuhkan Asa Papua
    Merah Putih Berkibar di Honai Papua: Simbol Persatuan Natal
    Safari Honai: Satgas Ksatria Jaya Bawa Harapan dan Senyum ke Pedalaman Sinak
    TNI di Papua: Garda Konstitusi Lindungi Warga dan Pembangunan
    Safari Honai: TNI Dekap Hati Warga Pedalaman Puncak Papua

    Ikuti Kami