INTAN JAYA - Suara tawa ceria anak-anak Kampung Bilai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, mengalun merdu memecah keheningan pegunungan pada Jumat (28/11/2025). Pagi itu, personel Satgas Pamtas RI–PNG Mobile Yonif 113/Jaya Sakti (113/JS) dari Pos Bilai hadir membawa kebahagiaan sederhana melalui sebungkus permen dan Bembeng.
Camilan yang mungkin dianggap biasa di perkotaan, justru menjadi jembatan hati yang sangat berarti bagi anak-anak di wilayah perbatasan yang jauh dari keramaian. Kegiatannya singkat, namun meninggalkan jejak emosional yang mendalam, mengubah pandangan anak-anak yang sebelumnya hanya melihat Pos TNI dari kejauhan, menjadi tempat berbagi kebahagiaan.

Sersan Mayor M. Ridho, yang mewakili personel Pos Bilai, menjelaskan bahwa aksi berbagi ini adalah bagian integral dari pendekatan pembinaan teritorial yang mengedepankan sisi humanis. Ia merasakan betul tantangan di Bilai tak hanya soal medan yang berat, tetapi juga minimnya akses dan kesempatan bagi anak-anak untuk merasakan momen kebersamaan seperti ini.
"Kami ingin mereka merasakan bahwa TNI hadir bukan sekadar menjaga dari jarak, melainkan merangkul dari dekat, " ujar Ridho, menambahkan bahwa kegembiraan anak-anak ini adalah kemenangan hati yang ia cari.
Dampak psikologis dari momen sederhana ini, menurut Ridho, tak terhingga nilainya. "Melihat mereka tertawa, kami merasa inilah kemenangan yang kami cari: kemenangan hati, dimulai dari senyum anak-anak, " tuturnya penuh haru.
Apion (6), salah satu anak Kampung Bilai, dengan polos menyahut saat menerima permen dan Bembeng, "Terima kasih, Bapak Tentara! Kami senang sekali dapat permen dan Bembeng!" serunya sambil mengangkat erat camilan di tangannya.
Senada dengan itu, Kepala Kampung Bilai, Markus Jikwa, mengapresiasi kehadiran Pos 113/JS yang dinilainya memberikan dampak sosial positif luar biasa bagi anak-anak. Ia menekankan bahwa ini bukan semata-mata soal camilan, melainkan tentang kehadiran nyata yang membuat anak-anak kini lebih berani mendekat dan berkomunikasi.
"TNI di sini sudah seperti kakak bagi anak-anak Bilai, " ungkap Markus, berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut demi masa depan Bilai yang lebih aman dan damai.
Sejak dibentuk sebagai Satgas Mobile, Yonif 113/JS memang menjadikan kegiatan sosial sebagai strategi soft security di perbatasan. Di Bilai, bukan ancaman yang mereka hadirkan, melainkan permen rasa persaudaraan dan Bembeng yang membawa pesan kehadiran yang hangat.
