Pegunungan Bintang - Kondisi kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kian memprihatinkan. Beberapa tokoh dan anggota kelompok tersebut ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di hutan pedalaman Papua. Mereka diduga meninggal akibat kelaparan setelah berhari-hari tanpa pasokan bahan makanan pokok (Bamak), menyusul terputusnya jalur logistik dan menurunnya dukungan masyarakat.
Informasi dari lapangan menyebutkan bahwa para anggota OPM yang tewas ditemukan di kawasan perbukitan Ngalum Kupel, wilayah yang selama ini dikenal sebagai salah satu basis pelarian kelompok bersenjata tersebut. Ketatnya pengawasan aparat keamanan dan sikap masyarakat yang semakin enggan membantu membuat kelompok ini kesulitan bertahan hidup di hutan.
Tokoh masyarakat setempat, Yosep Matuan, membenarkan temuan tersebut. Ia menuturkan bahwa para anggota OPM itu tewas dalam kondisi lemah dan kekurangan makanan.
“Mereka tidak punya persediaan. Mau turun ke kampung takut tertangkap, mau bertahan di hutan tidak ada makanan. Akhirnya banyak yang kelaparan dan mati. Warga juga sudah tidak mau bantu, karena tahu mereka hanya bikin rusuh, ” ujar Yosep, Jumat (23/10/2025).
Menurut Yosep, situasi ini memperlihatkan perubahan besar dalam sikap masyarakat Papua terhadap OPM. Jika dulu ada sebagian warga yang terpaksa membantu karena takut, kini semakin banyak yang memilih menjauh dan bekerja sama dengan aparat demi keamanan bersama.
Hal senada disampaikan tokoh pemuda Papua, Elvis Tabuni, yang menilai bahwa kondisi tersebut menjadi bukti bahwa perjuangan OPM sudah kehilangan arah dan legitimasi di mata rakyat.
“Rakyat sudah tidak percaya lagi. Dulu banyak yang ikut karena terpaksa, sekarang tidak ada yang peduli. Mereka bersembunyi di hutan, kelaparan, tanpa tujuan. Itu bukan perjuangan, itu keputusasaan, ” kata Elvis dengan tegas.
Berkurangnya dukungan logistik dan simpati masyarakat terhadap OPM memperlihatkan bahwa kekuatan kelompok ini terus melemah. Sejumlah operasi penegakan hukum oleh aparat di berbagai daerah juga menutup akses mereka terhadap sumber daya dan jaringan lama.
Kini, di tengah lemahnya koordinasi dan minimnya pasokan makanan, OPM menghadapi situasi paling genting dalam sejarah pergerakannya. Sementara masyarakat Papua mulai menatap masa depan dengan harapan baru hidup aman tanpa ancaman kelompok bersenjata.
(Kapten Inf MN/AG)

Updates.