MAYBRAT - Langit mendung menyelimuti Kampung Asiafsaman di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, pada Jumat (28/11/2025). Di tengah suasana tersebut, personel Satgas Pamtas RI–PNG Mobile Yonif 10 Marinir/Satria Bhumi Yudha (10/SBY) hadir membawa kehangatan melalui program Jum’at Berkah. Aksi kemanusiaan ini fokus pada pembagian paket kebutuhan pokok kepada keluarga rentan di jalur logistik yang terisolasi.
Program yang digagas oleh TNI AL – Dinas Penerangan Kormar, Brigif 4 Marinir/BS ini tidak hanya sekadar memberikan bantuan, tetapi juga memastikan setiap paket sampai ke tangan yang tepat. Distribusi langsung ke rumah warga dan pengumpulan masyarakat di balai kampung menjadi strategi agar tak ada satu pun keluarga yang terlewat.
Dansatgas Yonif 10 Marinir/SBY, Letkol Marinir Aris Moko, menekankan bahwa strategi keamanan perbatasan di tahun 2025 melampaui sekadar penjagaan wilayah.

“Perbatasan bukan hanya garis pemisah peta. Anak-anak, mama-mama, bapak-bapak di sini adalah warga yang kami temui setiap hari. Jika logistik mereka terputus, maka tugas kami ikut terputus. Kami ingin memastikan, kehadiran kami terasa di meja makan mereka, bukan hanya di pos penjagaan, ” tegas Aris Moko kepada awak media.
Beliau menambahkan bahwa program ini merupakan komitmen rutin, bukan sekadar acara sesekali. “Jum’at Berkah ini adalah cara kami menjaga stabilitas dari akar komunitas. Keamanan tumbuh saat rakyat merasa diperhatikan, bukan diawasi, ” ujarnya.
Dari sudut pandang warga, Ketua Adat Kampung Asiafsaman, Bapak Yohanis Ayawaila (52), merasakan perubahan positif. Ia melihat kehadiran Marinir membangun narasi baru bahwa negara hadir dengan wajah yang lebih manusiawi.
“Kami lihat sendiri, mereka datang tidak pilih-pilih. Bantu angkut sampah waktu panen, bawa obat saat anak demam, dan kini bawa sembako di hari ibadah. Ini menumbuhkan keyakinan bahwa hubungan kami dengan TNI bukan transaksional, tetapi emosional, ” tutur Yohanis.
Mama Ritha Kalami (47), salah satu penerima bantuan, berbagi pengalamannya mengenai lonjakan harga bahan pokok akibat musim hujan dan kelangkaan pasokan.
“Di sini harga bisa berubah lebih cepat dari cuaca. Tapi hari ini, bantuan ini buat kami merasa lebih tenang menghadapi Natal dan akhir tahun. Mereka datang, duduk, dengar cerita kami, lalu bagi bantuan. Hati kami merasa diangkat, ” ungkap Mama Ritha dengan haru.
Apresiasi juga datang dari Komandan Brigif 4 Marinir/BS, Brigjen TNI (Mar) L. H. Simanjuntak. Ia memuji Satgas 10/SBY yang dinilai berhasil menjalankan mandat TNI Angkatan Laut dan Korps Marinir dalam menjaga masyarakat, khususnya kelompok rentan di perbatasan.
“Marine bukan hanya siap di air dan darat, tapi siap di binter sosial yang adaptif. Yang dilakukan 10/SBY di Asiafsaman adalah contoh pelaksanaan operasi perbatasan yang terukur dampaknya, kuat resonansinya, dan tanpa kehilangan karakter militer, tetapi mengedepankan karakter kemanusiaan, ” ujar Brigjen Simanjuntak.
Pada hari itu, Asiafsaman bukan hanya menjadi saksi pembagian sembako, tetapi juga panggung yang membuktikan bahwa pendekatan soft security berbasis komunitas mampu menyatukan keamanan dan kesejahteraan di ujung negeri.
