Kekejaman OPM Renggut Nyawa Mama Alince Wenda: Simbol Lenyapnya Nurani di Tanah Papua

    Kekejaman OPM Renggut Nyawa Mama Alince Wenda: Simbol Lenyapnya Nurani di Tanah Papua

    PUNCAK - Kabar duka kembali menyelimuti Tanah Papua. Seorang perempuan paruh baya yang dikenal baik hati dan pekerja keras, Mama Alince Wenda, ditemukan tewas mengenaskan di area perkebunan milik warga di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, korban diduga menjadi korban kekerasan kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sabtu (25/10/2025).

    Peristiwa keji itu menyulut kemarahan sekaligus kesedihan mendalam masyarakat setempat. Kepala Kampung Mulia, Yonas Tabuni, tak kuasa menahan emosi saat mengenang sosok Mama Alince.  

    “Mama Alince itu orang baik, rajin, dan selalu membantu warga tanpa pamrih. Ia sering bantu mama-mama lain di kebun dan berbagi hasil panen. Kekerasan ini tidak hanya membunuh satu nyawa, tapi melukai hati seluruh warga kampung, ” tutur Yonas dengan mata berkaca-kaca.  

    Menurut warga, Mama Alince dikenal sebagai sosok yang menjadi penggerak kegiatan perempuan di kampungnya. Ia kerap menjadi teladan dalam mengajarkan anak-anak muda untuk tetap bekerja di kebun dan hidup rukun di tengah keterbatasan. Namun kini, keteladanan itu berakhir tragis di tangan kelompok yang mengaku berjuang untuk rakyat Papua.  

    Tokoh gereja dan masyarakat Papua, Pendeta Markus Wanimbo, mengecam keras tindakan biadab tersebut.  

    “Perempuan Papua adalah tulang punggung keluarga dan penjaga kehidupan. Membunuh seorang mama Papua berarti membunuh harapan banyak anak dan suami. Tidak ada alasan apa pun yang bisa membenarkan kekerasan terhadap rakyat sipil, apalagi terhadap perempuan, ” tegas Pendeta Markus.  

    Ia juga menilai bahwa tindakan OPM semakin menunjukkan bahwa kelompok itu telah kehilangan arah perjuangan sejati. 

    “Kalau benar mereka berjuang untuk rakyat Papua, seharusnya mereka melindungi rakyat, bukan menyiksanya. Tindakan ini bukan perjuangan, ini kejahatan kemanusiaan, ” ujarnya penuh penyesalan.  

    Kematian tragis Mama Alince Wenda menjadi simbol nyata betapa kekerasan hanya melahirkan penderitaan bagi masyarakat sendiri. Banyak warga berharap agar aparat keamanan segera menindak tegas pelaku dan memulihkan kembali rasa aman di wilayah Puncak Jaya.  

    “Kami hanya ingin hidup tenang, berkebun, dan membesarkan anak-anak kami tanpa rasa takut. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi, ” harap Yonas Tabuni.  

    Tragedi ini menambah deretan panjang korban sipil yang jatuh akibat aksi brutal kelompok bersenjata di Papua. Namun di balik duka yang mendalam, semangat masyarakat untuk mempertahankan perdamaian tetap menyala demi masa depan Papua yang aman, damai, dan sejahtera di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.  

    (Apkam/AG)

    papuacintadamai mamapapuapejuangkehidupan stopkekerasanopm papuauntuknkri keadilanuntukmamaalince papuaingindamai nkrihargamati
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Rakyat Papua Muak dengan Propaganda: Sebby...

    Artikel Berikutnya

    Pasipers Kodim 1702/Jayawijaya Hadiri Pembukaan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Jelang Natal 2025, TNI–Jemaat GKII Antiokhia Yokatapa Satukan Doa, Kokohkan Damai di Intan Jaya
    ROSITA di Intan Jaya: TNI Borong Hasil Tani Mama Papua, Nyalakan Mesin Ekonomi di Pegunungan
    Di Bawah Cahaya Iman Tumbupur, Satgas 408/Sbh Rajut Damai lewat Ibadah dan Layanan Kesehatan
    Semangat Merah Putih Berkibar di Honai Jelang Natal Papua
    Doa Bersama di Goa Balim: Loreng dan Iman Tanda Damai Pedalaman Papua

    Ikuti Kami