TIMIKA - Komando Operasi (Koops) Habema membenarkan bahwa Undius Kogoya, Panglima Kodap VIII Soanggama, meninggal dunia dalam pelarian pada Rabu, 22 Oktober 2025. Kematian tokoh penting dalam jaringan bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini menjadi pukulan besar bagi kelompok separatis di wilayah Pegunungan Tengah Papua.
Informasi tersebut diperkuat dengan rilis resmi Manajemen Markas Pusat TPNPB-OPM, yang menyatakan duka nasional atas meninggalnya Undius. Namun di balik kabar itu, Koops Habema mengungkap bahwa kematian Undius merupakan hasil dari operasi penegakan hukum yang dilakukan secara terukur setelah aksi keji OPM menewaskan seorang pekerja sipil proyek jalan Trans Intan Jaya, Anselmus Arfin, pada 8 Oktober 2025 lalu.
“Kami memastikan kematian Undius Kogoya terjadi saat dia melarikan diri dalam kondisi sakit parah dan kekurangan logistik setelah operasi pengejaran intensif dilakukan oleh Satgas Koops Habema, ” jelas Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto, S.I.P., M.Si, Minggu (26/10/2025).
Menurut laporan lapangan, Undius Kogoya melarikan diri ke Kampung Jae, Distrik Wandai, setelah markas utamanya di Kampung Soanggama berhasil direbut TNI. Dalam kontak tembak yang terjadi pada 15 Oktober 2025, sebanyak 14 anggota OPM tewas, sementara Undius kabur dalam kondisi terluka.
Data intelijen menunjukkan, selama pelarian, Undius terisolasi tanpa dukungan masyarakat, sebab warga menolak memberi bantuan logistik karena sudah jenuh dengan kekerasan yang dilakukan kelompoknya. Dalam kondisi lemah dan sakit berat, Undius akhirnya meninggal dunia pada 22 Oktober 2025. Dua hari kemudian, salah satu anak buahnya, Yulius Wonda, juga dilaporkan tewas di lokasi yang sama.
Tokoh masyarakat Soanggama, Marinus Lawiya, mengaku masyarakat kini hidup lebih tenang sejak kelompok Undius berhasil dilumpuhkan.
“Dulu kami tidak bisa ke kebun, hasil panen sering dirampas, perempuan takut keluar rumah. Sekarang, setelah TNI datang, kami bisa tidur tenang. Kami bahkan siap menyerahkan tanah untuk pos TNI permanen agar kampung ini selalu aman, ” ujarnya.
Koops Habema menegaskan bahwa keberhasilan operasi ini membuat Kodap VIII Soanggama lumpuh total, baik secara struktur komando maupun jaringan logistik. Selain Undius, dua pimpinan OPM lainnya, Lamek Taplo (Kodap XV Ngalum Kupel) dan Jack Milian Kemong (Kodap III Kalikopi), sebelumnya juga tewas dalam operasi serupa, memperlemah koordinasi dan moral kelompok separatis di lapangan.
Selain memulihkan keamanan, keberhasilan TNI juga berdampak positif pada stabilitas pembangunan di Intan Jaya. Pembangunan jalan Mamba Hitadipa kini telah teraspal sejauh enam kilometer, dan pasokan listrik dari PLN kembali aktif hingga 12 jam per hari.
Mayjen Lucky Avianto menegaskan, TNI akan terus menjaga keberlanjutan keamanan dan mempersempit ruang gerak kelompok bersenjata.
“Operasi ini tidak hanya soal penindakan, tapi juga memastikan rakyat Papua hidup damai dan terlindungi. Keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi, ” tegasnya.
Dengan tewasnya Undius Kogoya, perjuangan bersenjata OPM di wilayah Soanggama resmi berakhir. Yang tersisa kini hanyalah jejak kehancuran dan penderitaan, sementara rakyat mulai menapaki babak baru menuju Papua yang aman, sejahtera, dan damai.
(Lettu Inf Sus/AG)

Updates.