PUNCAK - Langkah-langkah prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti berpadu dengan irama langkah warga Kampung Nipuralome di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Bukan dalam rangka menjaga garis depan, melainkan sebuah karya nyata yang menyentuh hati, di mana personel Pos Titik Kuat Bendungan TNI AD menggelar kegiatan Binter terbatas yang penuh kehangatan. Jum'at (14/11/2025) menjadi saksi bisu semangat kolaborasi antara aparat negara dan masyarakat, bahu-membahu membangun akses jalan menuju honai milik Bapak Daniel Murib.
Sebelumnya, jalur menuju kediaman Bapak Daniel Murib kerap menjadi tantangan berat, terutama saat hujan mengguyur, membuat aktivitas warga terhambat. Kini, di bawah komando Lettu Inf Risal, para prajurit dan warga Nipuralome kompak menyingkirkan kerikil, meratakan tanah, dan membentuk jalur yang lebih layak dilalui. Kegiatan ini bukan sekadar pekerjaan fisik, melainkan manifestasi nyata dari kedekatan dan keakraban yang terjalin erat.
“Kami datang bukan sekadar untuk menjaga, tapi juga untuk melayani dan membantu, ” ujar Lettu Risal, pemimpin kegiatan. Ia menambahkan, “Melalui karya bhakti ini, kami ingin menunjukkan bahwa TNI selalu hadir di tengah masyarakat — menyalakan harapan lewat tindakan sederhana namun penuh ketulusan.”
Bapak Daniel Murib, sang empunya honai, tak mampu menyembunyikan rasa syukurnya. Ia menggambarkan betapa besar manfaat dari pembukaan jalan ini bagi kesehariannya. “Sa pu hati senang sekali. Jalan ini dulu susah dilewati, apalagi waktu hujan. Sekarang berkat TNI, sudah bisa mudah ke honai. Terima kasih banyak sudah bantu kami, ” ungkapnya dengan senyum lebar yang terpancar dari wajahnya.
Kehangatan tak hanya terasa di antara para prajurit dan orang dewasa. Anak-anak Kampung Nipuralome turut serta menyaksikan dan bahkan ikut menggotong batu-batu kecil, menambah semarak dan keceriaan suasana. Momen ini kian mengukuhkan bahwa di Papua, hubungan antara TNI dan masyarakat lebih dari sekadar kewajiban, melainkan sebuah persaudaraan sejati yang tumbuh subur dari rasa saling menghormati dan kepedulian mendalam.
Ketika senja mulai merayap di ufuk barat, siluet pegunungan Omukia menjadi saksi terbukanya jalan yang dulunya sulit. Jalan ini kini tak hanya berfungsi sebagai akses fisik, tetapi juga telah menjelma menjadi simbol kuat persatuan, kedamaian, dan sinergi antara TNI dan masyarakat Papua. Satgas Yonif 700/WYC kembali membuktikan dedikasinya, bahwa pengabdian di Tanah Papua tidak hanya tentang kekuatan senjata, namun lebih mengedepankan kerja nyata, cinta, dan kepedulian tulus untuk rakyat.
(PERS)
