LANNY JAYA - Di tengah kesedihan mendalam atas berpulangnya mendiang Nai Talenggen, Kampung Nenggeagin, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan, pada Jum'at (21/11/2025) menjadi saksi bisu kehangatan persaudaraan. Upacara adat Bakar Batu yang khidmat tak hanya dihadiri warga, namun juga oleh prajurit TNI dari Satgas Yonif 408/Suhbrastha (Sbh) Pos Nenggeagin. Kehadiran mereka, berseragam loreng yang menyatu dengan pakaian adat, mengukuhkan ikatan emosional yang melampaui tugas penjagaan.
Para prajurit tak ragu turun tangan, bahu-membahu bersama masyarakat dalam setiap tahapan prosesi sakral ini. Mulai dari menyiapkan tungku batu yang membara, mengumpulkan kayu bakar, hingga duduk bersama dalam keheningan merayakan dan menghormati kehidupan almarhum. Momen ini membuktikan bahwa kehadiran Satgas lebih dari sekadar apel rutin; ia adalah cerminan jiwa korsa yang merasuk menjadi keluarga besar.
“Dalam Suka dan Duka, Kami Selalu Ada” Kapten Inf Subur, Komandan Pos Nenggeagin, menyampaikan makna mendalam di balik kehadiran prajuritnya di momen penuh haru ini. Ia menegaskan bahwa TNI hadir bukan hanya di kala damai dan sukacita, tetapi juga menjadi sandaran kala duka menyelimuti.
“Kami dari Satgas Yonif 408/Sbh menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian Almarhum Nai Talenggen. Kami hadir di sini untuk menunjukkan bahwa TNI tidak hanya mengawal keamanan, tetapi juga merasakan duka yang dirasakan masyarakat. Dalam suka maupun duka, kami ada untuk warga Nenggeagin, ” ujar Kapten Subur, suaranya penuh empati. Baginya, menghargai dan ikut serta dalam tradisi lokal adalah kunci utama merajut keharmonisan antara abdi negara dan rakyat.
Keluarga almarhum merasakan getaran dukungan yang luar biasa. Kesman Talenggen, mewakili keluarga, tak kuasa menahan haru saat mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Terima kasih kepada bapak-bapak TNI yang sudah datang dan membantu kami. Di saat kami sedang berduka, kehadiran Satgas memberi kekuatan dan rasa aman. Mereka datang bukan sebagai tamu, tetapi sebagai saudara. Kami sangat menghargai ini, ” ucap Kesman, matanya berkaca-kaca menyimpan kisah kebersamaan yang terjalin.
Apresiasi tinggi datang dari Panglima Komando Operasi (Pangkoops) HABEMA, Mayjen TNI Lucky Avianto. Beliau melihat aksi humanis prajuritnya sebagai esensi paling penting dalam misi di tanah Papua.
“Apa yang dilakukan personel Pos Nenggeagin adalah esensi kehadiran TNI di Papua. Kita bukan hanya menjaga kedaulatan negara, tetapi juga merawat kedaulatan hati rakyat. Menghormati tradisi seperti Bakar Batu dan hadir dalam duka masyarakat adalah fondasi kemanunggalan yang harus terus dijaga, ” tegas Mayjen Lucky Avianto, menekankan pentingnya pendekatan kultural dalam setiap langkah TNI.
Pada hari itu, upacara Bakar Batu di Nenggeagin bukan hanya ritual perpisahan. Kehadiran Satgas Yonif 408/Sbh menjelma menjadi simpul persaudaraan yang kian menguat di dataran tinggi Papua. Di tengah kesedihan, tumbuh tunas kebersamaan yang semakin mengokohkan ikatan tak terpisahkan antara TNI dan masyarakat.
(jurnalis)
