Penias Heluka: Air Mata Penyesalan Menuju Pelukan NKRI di Dekai

    Penias Heluka: Air Mata Penyesalan Menuju Pelukan NKRI di Dekai

    YAHUKIMO - Di tengah lanskap Distrik Dekai yang hijau, Kabupaten Yahukimo, sebuah momen penuh haru terukir pada Rabu, 12 November 2025. Penias Heluka, seorang pria yang dulunya memilih jalan berbeda sebagai anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM), kini dengan langkah mantap mengayunkan kaki menuju harapan baru. Ia memutuskan untuk kembali merajut hidup di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Dengan tatapan penuh penyesalan namun sarat tekad, Penias mendatangi pangkalan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir. Di hadapan para prajurit yang siap menyambut, ia menundukkan kepala, air mata mengalir membasahi pipi. Janji setia kepada Merah Putih terucap tulus dari lubuk hatinya yang terdalam.

    “Saya sadar jalan yang dulu saya pilih salah. Saya ingin hidup damai, ingin kembali bersama keluarga, dan membangun kampung saya, ” tutur Penias lirih, suaranya bergetar oleh emosi yang memuncak.

    Komandan Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir, Letkol Mar Siswanto, menyambut keputusan Penias dengan tangan terbuka. Ia menegaskan bahwa setiap individu yang ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi akan selalu disambut dengan hangat.

    “Kami menyambut dengan tangan terbuka setiap saudara yang ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Negara tidak menutup pintu bagi siapapun yang ingin hidup damai dan membangun Papua bersama-sama, ” ujar Letkol Mar Siswanto, melalui seluler, Kamis (13/11/2025).

    Ia menambahkan bahwa pendekatan persuasif dan humanis akan terus menjadi prioritas Satgas dalam merangkul mereka yang masih berada di kelompok bersenjata.

    Kini, Penias berada di bawah perlindungan aparat keamanan, menjalani program pembinaan dan pendampingan. Tujuannya adalah membantunya berintegrasi kembali dengan masyarakat dan menjadi bagian dari pembangunan daerah yang produktif.

    Bapak Yustus Heluka, seorang tokoh masyarakat Dekai yang juga kerabat Penias, tak mampu menahan kebahagiaannya. Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas kembalinya Penias.

    “Kami sangat bersyukur Penias sudah kembali. Hidup di hutan itu hanya penderitaan. Kami harap teman-temannya yang masih di sana juga ikut pulang. Papua ini tanah damai, bukan tempat untuk perang, ” ujarnya, matanya berkaca-kaca menahan haru.

    Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, kembali menekankan komitmen TNI dalam mengedepankan pendekatan humanis dan kasih di tanah Papua.

    “TNI hadir di Papua bukan untuk menciptakan konflik, tetapi untuk menjamin hak dasar seluruh warga negara Indonesia termasuk hak untuk hidup damai. Pendekatan kasih dan dialog adalah kunci membangun Papua yang sejahtera, ” tegas Mayjen Lucky Avianto. Ia memandang kepulangan Penias sebagai bukti nyata bahwa hati yang tulus dan kesempatan kedua mampu menumbuhkan perdamaian sejati.

    Kisah Penias Heluka bukan sekadar berita, melainkan sebuah simbol kemenangan tanpa pertumpahan darah. Ia membuka pintu harapan bagi saudara-saudaranya di hutan untuk kembali ke kehidupan normal dan bersama-sama membangun masa depan Papua yang cerah dalam bingkai NKRI.

    “Sekarang saya ingin bekerja, membantu kampung, dan mengabdi untuk Indonesia. Saya ingin hidup tanpa rasa takut lagi, ” ucap Penias, pandangannya tertuju pada bendera Merah Putih yang berkibar gagah di pos, membawa secercah harapan baru di ujung timur Indonesia.

    (PERS)

    papuadamai kembalikenkri dekaibangkit tnihumanis papuauntukindonesia tanahdamaitanahkita
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Senyum Sehat di Pedalaman Papua: TNI Hadirkan...

    Artikel Berikutnya

    Satgas Masariku Sebarkan Gizi dan Harapan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Jelang Natal 2025, TNI–Jemaat GKII Antiokhia Yokatapa Satukan Doa, Kokohkan Damai di Intan Jaya
    ROSITA di Intan Jaya: TNI Borong Hasil Tani Mama Papua, Nyalakan Mesin Ekonomi di Pegunungan
    Di Bawah Cahaya Iman Tumbupur, Satgas 408/Sbh Rajut Damai lewat Ibadah dan Layanan Kesehatan
    Semangat Merah Putih Berkibar di Honai Jelang Natal Papua
    Doa Bersama di Goa Balim: Loreng dan Iman Tanda Damai Pedalaman Papua

    Ikuti Kami