NDUGA - Di tengah keindahan alam perbukitan hijau Kabupaten Nduga, kini terdengar harmonisasi antara suara cetakan semen dan lantunan doa. Personel Satgas Yonif 733/Masariku tak sendiri dalam menyelesaikan tahap akhir pembangunan Patung Yesus. Mereka bekerja berdampingan dengan masyarakat setempat, menunjukkan sinergi yang kuat. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (12/11/2025) ini meliputi pengecoran lantai, pemolesan permukaan patung, serta perapian area sekitar monumen, menandai semakin dekatnya peresmian sebuah ikon baru yang diharapkan menjadi mercusuar kedamaian dan persaudaraan.
“Kami tidak hanya membangun patung, tetapi juga membangun semangat kebersamaan dan kasih di Tanah Papua. Patung ini nantinya akan menjadi lambang iman sekaligus persatuan antara TNI dan masyarakat, ” ujar Dansatgas Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena.
Suasana penuh semangat mewarnai kegiatan yang berlangsung di bawah hangatnya sinar mentari pagi. Prajurit dan warga bergotong royong, saling membantu dalam setiap tahapan, mulai dari membawa material, menyiapkan campuran semen, hingga membersihkan sisa pengecoran. Kebersamaan yang terjalin, meski sederhana, memberikan makna yang begitu dalam bagi masyarakat Nduga.
“Kami sangat bangga dan bersyukur. Dengan adanya bapak-bapak TNI, pekerjaan ini bisa cepat selesai. Patung Yesus ini akan jadi kebanggaan dan tempat kami berdoa bersama, ” ungkap Yohanes Matuan, seorang tokoh gereja di Distrik Nduga, matanya berbinar penuh harapan. Ia menambahkan, kehadiran TNI telah dirasakan lebih dari sekadar penjaga keamanan, melainkan sebagai sahabat sejati yang selalu hadir membantu dalam setiap pembangunan desa.
Bagi Letkol Julius, pembangunan Patung Yesus ini lebih dari sekadar proyek fisik. Ini adalah perwujudan nyata dari nilai pengabdian dan kemanunggalan TNI bersama rakyat. Patung ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat spiritual, tetapi juga daya tarik religius dan budaya yang kian memperkuat identitas masyarakat Nduga.
“Kami ingin karya ini menjadi bukti bahwa perdamaian dapat dibangun melalui kasih dan gotong royong. Papua adalah tanah penuh berkat, dan tugas kami menjaga serta merawat berkat itu bersama masyarakat, ” imbuhnya, menegaskan komitmen untuk membangun Papua dengan hati.
Dengan semangat kerja keras yang tak kenal lelah, Satgas Yonif 733/Masariku terus berupaya menuntaskan pembangunan hingga tahap akhir, termasuk pengecatan dan penataan lingkungan sekitar. Di balik setiap adukan semen dan sapuan kuas cat, terpatri tekad kuat untuk menyebarkan energi positif, kasih, dan harapan bagi generasi muda Nduga. Patung Yesus ini bukan sekadar tugu dari batu dan semen, melainkan sebuah lambang abadi dari iman, kebersamaan, dan cinta kasih yang mengikat erat antara TNI dan seluruh masyarakat Papua. (PERS)
