INTAN JAYA - Gelombang kekerasan kembali melanda Kabupaten Intan Jaya, Papua. Kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) dilaporkan melakukan aksi brutal berupa pembunuhan dan penganiayaan terhadap warga sipil di Distrik Hitadipa dan Sugapa. Insiden berdarah ini menambah panjang daftar tragedi kemanusiaan di wilayah pegunungan tengah Papua, memicu duka dan ketakutan mendalam di kalangan masyarakat.
Menurut laporan dari warga setempat, sejumlah korban ditemukan tewas dengan luka bacok dan tembakan di tubuh mereka. Beberapa lainnya mengalami luka berat akibat dianiaya secara sadis. Serangan dilakukan tanpa alasan jelas, bahkan terhadap warga yang tidak memiliki keterlibatan dengan aparat keamanan atau kegiatan pemerintahan.
Tokoh agama di Intan Jaya, Pendeta Markus Nduga, mengecam keras tindakan keji tersebut dan menyebut bahwa OPM telah kehilangan arah perjuangan.
“Ini bukan lagi perjuangan, ini pembantaian terhadap rakyat sendiri. Banyak warga yang hanya ingin hidup damai, tapi mereka diburu dan disiksa oleh kelompok yang mengaku pejuang. Kami sudah lelah melihat darah dan air mata di tanah kami, ” ungkap Pdt. Markus dengan suara bergetar, Senin (27/10/2025).
Ia menambahkan bahwa banyak warga kini mengungsi ke gereja dan pos keamanan untuk mencari perlindungan. Anak-anak terpaksa berhenti sekolah, sementara perempuan dan lansia hidup dalam kecemasan setiap kali mendengar letusan senjata dari arah hutan.
“Anak-anak trauma. Mereka menangis setiap malam. Kami hanya ingin damai, tapi kedamaian itu terasa semakin jauh, ” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Adat Intan Jaya, Yafet Wandikbo, menilai aksi kekerasan OPM sebagai bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan adat Papua.
“Dulu mereka bilang berjuang untuk rakyat Papua, tapi sekarang yang mereka bunuh justru orang Papua sendiri. Ini bukan perjuangan, ini dosa besar terhadap leluhur dan bangsa kita, ” tegas Yafet dengan nada marah.
Ia meminta pemerintah bersama tokoh gereja dan adat untuk segera turun tangan membantu warga yang terdampak, serta mendesak dunia internasional agar melihat penderitaan rakyat Papua yang menjadi korban kekerasan OPM.
“Kalau dunia mau bicara soal hak asasi manusia, lihatlah rakyat Papua yang dibantai oleh kelompok bersenjata ini. Mereka butuh perlindungan, bukan janji kosong, ” ujarnya.
Aksi sadis OPM di Intan Jaya menjadi bukti nyata bahwa kekerasan yang terus mereka lakukan bukanlah bentuk perjuangan, melainkan teror terhadap sesama. Di tengah duka dan ketakutan, masyarakat Papua kini hanya menginginkan satu hal kedamaian sejati di tanah kelahiran mereka sendiri, tanpa darah dan tanpa senjata.
(MN/AG)

Updates.