Kasih di Tengah Kabut Pegunungan: Satgas Yonif 408/Sbh dan Warga Nenggeagin Satukan Doa dalam Damai Papua

    Kasih di Tengah Kabut Pegunungan: Satgas Yonif 408/Sbh dan Warga Nenggeagin Satukan Doa dalam Damai Papua

    LANNY JAYA - Kabut tipis yang menyelimuti perbukitan Nenggeagin pada Minggu pagi (2/11/2025) menjadi saksi kehangatan luar biasa antara prajurit TNI dan masyarakat setempat. Di Gereja Kingmi Distrik Nenggeagin, suasana hening dan damai pecah menjadi lantunan pujian ketika warga dan personel Satgas Yonif 408/Suhbrastha (Sbh) melaksanakan Ibadah Minggu Kasih bersama, dalam momen yang menyatukan hati dan meneguhkan persaudaraan di Tanah Papua.

    Prajurit berseragam loreng duduk bersanding dengan warga kampung, tanpa jarak, tanpa sekat. Suara doa dan lagu rohani menggema di tengah kabut pegunungan menggambarkan keharmonisan antara penjaga kedaulatan dan rakyat yang mereka lindungi.

    Ibadah yang Menyatukan Hati dan Harapan

    Kegiatan rohani tersebut dipimpin langsung oleh Pendeta Panes Wenda (48), dan menjadi simbol kuat dari kedamaian yang tumbuh melalui kasih dan kebersamaan. Dalam suasana penuh keheningan, para prajurit dan warga menundukkan kepala bersama, memanjatkan doa bagi kedamaian Papua.

    “Hari ini kita buktikan bahwa kasih dan damai bisa tumbuh di tengah pegunungan, antara rakyat dan TNI, ” tutur Pendeta Panes Wenda dengan mata berkaca-kaca.

    “Tidak ada lagi jarak hanya saudara seiman yang duduk bersanding dalam doa. Inilah bukti bahwa Tuhan bekerja lewat kasih yang sederhana.”

    TNI Hadir dengan Hati, Bukan Sekadar Tugas

    Danpos Nenggeagin, Kapten Inf Subur, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya rutinitas ibadah, melainkan bentuk pendekatan hati yang menjadi fondasi tugas TNI di Papua.

    “Minggu Kasih ini bukan sekadar ibadah, tetapi bukti nyata kepedulian kami untuk hadir bersama masyarakat dalam kasih Tuhan, ” ujarnya.

    “Di tengah sunyi dan sejuknya alam Nenggeagin, kami ingin masyarakat tahu bahwa TNI tidak hanya menjaga, tetapi juga merangkul dan melayani dengan hati.”

    Kehadiran prajurit di tengah jemaat menjadi simbol dari pendekatan humanis yang kini menjadi wajah baru TNI di Tanah Papua pendekatan yang menumbuhkan kepercayaan dan kedekatan emosional antara aparat dan masyarakat.

    Pesan Kemanusiaan dari Pangkoops Habema

    Menanggapi kegiatan ini, Panglima Komando Operasi Habema (Pangkoops Habema) Mayjen TNI Lucky Avianto memberikan apresiasi dan menegaskan komitmen TNI untuk terus mengedepankan pendekatan humanis di Papua.

    “TNI akan terus hadir di Papua dengan hati, ” tegas Mayjen TNI Lucky Avianto. “Kami bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga membangun, melayani, dan menumbuhkan harapan. Senyum dan kesejahteraan rakyat Papua adalah kemenangan yang sejati bagi kami.”

    Kasih yang Menembus Kabut

    Ibadah Minggu di Gereja Kingmi Nenggeagin bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan simbol kuat persaudaraan dan damai di Tanah Papua. Di tengah kabut dan sejuknya pegunungan, suara doa dan pujian menjadi bukti bahwa cinta dan kehangatan bisa menembus batas menyatukan TNI dan rakyat dalam satu irama: kasih yang tulus untuk Papua.

    (Lettu Inf Sus/AG)

    tnimanunggalrakyat yonif408sbh papuadamai minggukasih tnihumanis satgaspedulipapua nenggeaginbersatu kasihuntukpapua
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Kehadiran TNI di Papua: Langkah Konstitusional...

    Artikel Berikutnya

    Sweeping Humanis Satgas Yonif 400/Banteng...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Jelang Natal 2025, TNI–Jemaat GKII Antiokhia Yokatapa Satukan Doa, Kokohkan Damai di Intan Jaya
    ROSITA di Intan Jaya: TNI Borong Hasil Tani Mama Papua, Nyalakan Mesin Ekonomi di Pegunungan
    Di Bawah Cahaya Iman Tumbupur, Satgas 408/Sbh Rajut Damai lewat Ibadah dan Layanan Kesehatan
    Semangat Merah Putih Berkibar di Honai Jelang Natal Papua
    Doa Bersama di Goa Balim: Loreng dan Iman Tanda Damai Pedalaman Papua

    Ikuti Kami